Makawaru da Cunha
CITRA PAPUA.COM-JAKARTA-Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyerukan penghentian operasi militer yang menyebabkan luka dan trauma bagi warga gereja di tiga kampung di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.
Melalui siaran pers yang disampaikan Rabu (14/5/2025), Sekretaris Umum Majelis Pekerja Harian PGI, Pdt. Darwin Darmawan, menyatakan keprihatinan mendalam atas laporan dari Gereja Kemah Injil tentang operasi militer yang terjadi sehari sebelumnya, Selasa (13/5/2025), sekitar pukul 04.00 WIT.
Operasi tersebut berlangsung di Kampung Sugapalama, Jaintaapa, dan Ndugusiga, yang berada di antara Distrik Sugapa dan Hitadipa.
Serangan tersebut, menurut PGI, mengakibatkan warga sipil menjadi korban. Seorang anak berusia 7 tahun, Minus Jegeseni, mengalami luka di telinga akibat serpihan peluru, dan seorang perempuan dewasa, Junite Zanambani, juga terluka di lengan kanan. Selain itu, banyak warga gereja terpaksa mengungsi dari kampung mereka demi keselamatan.
“Serangan ini menyasar perkampungan sipil dan berdampak langsung pada warga gereja yang tidak bersalah. Ini sangat tidak dapat diterima dan berpotensi melanggar hukum serta HAM, terutama terhadap anak-anak dan perempuan,” tegas Darwin.
PGI mendesak Presiden RI, Panglima TNI, Kapolri, dan pimpinan TPNPB untuk segera:
- Menghentikan segala bentuk aksi militer dan bersenjata di wilayah sipil.
- Memulihkan keamanan dan memastikan bantuan serta pemulangan warga ke kampung mereka.
- Mendorong dialog damai yang difasilitasi pemerintah dan daerah untuk solusi tanpa kekerasan.
“Semoga seruan ini menjadi perhatian serius kita semua demi Papua yang damai, adil, dan manusiawi,” pungkas Darwin. **