Makawaru da Cunha
CITRA PAPUA.COM–KOTA JAYAPURA—Ketua Aliansi Pemuda & Masyarakat Papua Peduli Demokrasi, Jansen Previdea Kareth, mengecam keras kerusakan lingkungan di wilayah bahari Raja Ampat, Papua Barat Daya, yang diduga kuat disebabkan oleh operasi tambang nikel milik PT GAG Nikel.
Jansen menilai aktivitas industri tambang di Distrik Waigeo Barat telah mencemari kawasan konservasi dunia yang diakui UNESCO sebagai Global Geopark. “Raja Ampat adalah harta dunia dengan 610 pulau dan 75% spesies laut global. Kehancuran lingkungan di sana adalah tamparan bagi bangsa ini,” tegasnya di Jayapura, Kamis (5/6/2025).
Ia juga menyerukan agar perusahaan tambang—termasuk yang berlindung atas nama BUMN atau BUMD—segera menghentikan seluruh aktivitas dan angkat kaki dari wilayah adat tersebut. “Jangan kotori tanah leluhur kami demi keuntungan jangka pendek,” ucapnya.
Secara khusus, Jansen menuding Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kebijakan yang membuka jalan bagi kerusakan lingkungan tersebut. Ia mengecam keterlambatan respon Bahlil yang baru bersuara setelah kasus ini viral di media sosial.
“Pak Bahlil jangan jadi pahlawan kesiangan. Kami rakyat Papua muak dengan kebijakan yang pura-pura peduli tapi justru melanggengkan perusakan alam. Kami mendesak Presiden Prabowo segera mencopot beliau dari jabatan Menteri ESDM,” katanya lantang.
Mengutip pidato Presiden Prabowo pada Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2025, Jansen menantang pemerintah untuk membuktikan komitmen memberantas mafia sumber daya alam. “Presiden bilang akan ‘sikat maling kekayaan negara’, kami ingin bukti, bukan sekadar lips service. Tangkap dan adili mafia tambang yang rusak lingkungan kami!”
Sebagai bentuk lanjutan, Jansen menyatakan siap menggalang konsolidasi mahasiswa dan pemuda Papua Barat Daya di Jayapura untuk menggelar aksi demonstrasi besar-besaran. Aksi ini ditujukan untuk menekan pemerintah pusat agar mencopot Bahlil dan menghentikan segala bentuk eksploitasi tambang di Raja Ampat. **