Categories RAGAM

Ritual Bela Doli Akhiri Konflik Pilkada Puncak Jaya, MIKO-MENDI Ajukan Dua Tuntutan

Makawaru da Cunha

CITRA PAPUA.COM-MULIA-Sebuah momen penuh haru dan simbol perdamaian tercipta di Puncak Jaya, Papua, ketika ritual adat Bela Doli digelar pada Senin (12/5/2025), menandai berakhirnya konflik Pilkada Puncak Jaya, yang melibatkan dua pasangan calon bupati dan wakil bupati.

Prosesi perdamaian ini berlangsung di Halaman Depan Kantor Bupati Puncak Jaya, Mulia, dengan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat, aparat keamanan, serta perwakilan pemerintah daerah dan provinsi.

Ritual adat Bela Doli menjadi simbol penutupan ketegangan yang terjadi antara dua kubu, yaitu pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 01, Yuni Wonda–Mus Kogoya, dan pasangan nomor urut 02, Miren Kogoya–Mendi Wonerengga (MIKO-MENDI).

Prosesi tersebut dihadiri oleh Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, Wakil Gubernur Denias Geley, Penjabat Bupati Puncak Jaya, Yopi Murib, serta jajaran Forkopimda setempat, termasuk Kapolda Papua Brigjen Pol Alfred Papare dan Danrem 173/PVB Brigjen TNI Frits WR Pelamonia.

Momen Aklamasi dan Perdamaian

Acara berlangsung alot, terutama saat kubu MIKO-MENDI mengajukan dua tuntutan penting terkait dengan pelaksanaan pemerintahan di Puncak Jaya.

Setelah beberapa perundingan, kedua belah pihak akhirnya menandatangani berita acara perdamaian yang disaksikan oleh para pihak berwenang. Hal ini menjadi titik balik dalam proses perdamaian adat yang memungkinkan masyarakat kembali menjalani aktivitas mereka seperti biasa.

Gubernur Meki Nawipa dan Wakil Gubernur Denias Geley turun langsung untuk menenangkan kedua kubu yang sempat bersitegang terkait tuntutan yang diajukan oleh MIKO-MENDI.

Setelah intens berunding, kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk melanjutkan prosesi ritual ini.

Tuntutan Kubu MIKO-MENDI

Dalam kesempatan tersebut, MIKO-MENDI menyampaikan dua tuntutan kepada bupati dan wakil bupati terpilih, Yuni Wonda dan Mus Kogoya.

Tuntutan pertama adalah agar tidak dilakukan pergantian atau rotasi jabatan kepala kampung antar distrik, karena hal ini berpotensi menghilangkan hak suara warga di beberapa wilayah, di mana pasangan MIKO-MENDI meraih suara terbanyak pada Pilkada 2024.

Pasangan 01 sebelumnya mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK), yang kemudian memihak mereka.

Tuntutan kedua adalah terkait dengan dana penyelesaian tahap lanjutan ritual adat, yang mencakup prosesi “lepas tali anak panah” dan “pembayaran kepala”, yang dianggap sebagai bagian penting dari proses perdamaian adat yang harus dilaksanakan.

Pernyataan Masyarakat dan Pemerintah

Miren Kogoya, yang mewakili kubu MIKO-MENDI, menyampaikan bahwa ritual Bela Doli ini menjadi simbol resmi berakhirnya konflik, sehingga masyarakat di Puncak Jaya diharapkan dapat kembali menjalankan aktivitas mereka seperti biasa. “Dengan ritual ini, konflik ditutup dan masyarakat bisa kembali beraktivitas sehari-hari,” ujar Miren.

Sementara itu, Yuni Wonda, calon bupati terpilih, mengajak semua pihak, untuk bersatu membangun Puncak Jaya dalam lima tahun mendatang.

“Mari semua bersatu membangun Puncak Jaya lima tahun ke depan,” ungkap Yuni.

Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung pemerintahan yang baru dan mengembalikan kehidupan masyarakat ke kondisi normal.

“Mulai besok, anak-anak yang ikut perang harus kembali ke sekolah, gereja yang tutup akan dibuka kembali, dan masyarakat akan kembali berkebun,” tutur Meki Nawipa.

Pemulihan Aktivitas Masyarakat

Penjabat Bupati Puncak Jaya, Yopi Murib, mengungkapkan rasa syukurnya, karena akhirnya kedua kubu dapat berdamai secara adat melalui ritual Bela Doli.

“Masyarakat mulai hari ini sudah bebas melakukan semua aktivitasnya seperti biasa, misalnya ke kebun, dan yang dulu terisolasi bisa kembali berinteraksi,” kata Yopi.

Konflik antara pendukung kedua pasangan calon bupati ini, yang sempat memunculkan ketegangan sosial dan kekerasan, telah mengakibatkan lebih dari 14 korban jiwa, 600 orang luka-luka, serta kerusakan ratusan rumah dan pengungsian ribuan warga.

Kini, dengan adanya perdamaian ini, diharapkan masyarakat Puncak Jaya dapat kembali hidup damai dan produktif.

Menatap Masa Depan Puncak Jaya

Proses perdamaian yang ditandai dengan ritual Bela Doli ini merupakan langkah penting untuk memulihkan stabilitas di Puncak Jaya, dengan harapan pemerintahan yang baru dapat berjalan dengan baik, dan masyarakat kembali menjalani hidup mereka dalam kedamaian dan kesejahteraan. **

About The Author

More From Author

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *