Suatu sore, Bapak Luhut Binsar Pandjaitan memanggil saya ke rumahnya di Laguboti, tobasa, Sumatera Utara. Ketika saya tiba, sudah ada duduk di teras rumah Bapak Luhut, kepala BSSN Letjen TNI Hinsa Siburian.
Sambil nikmati pisang goreng dan teh panas, Bapak Luhut cerita tentang sejarah berdirinya Institute Teknologi ( IT ) Del dan SMU Unggul Del. Bapak cerita IT Del Dan SMU Unggul Del dibangun diatas fondasi nilai – nilai warisan para zending tentang sekolah berpola asrama, dan diatas nilai – nilai Firman Tuhan, yang dikolaborasikan dengan prinsip – prinsip dunia kerja abad globalisasi.
Itu sebabnya, ketika penerimaan mahasiswa baru SMU dan IT Del, Ibu Devi Pandjaitan akan selalu ๐บ๐ฒ๐บ๐ฏ๐ฎ๐ด๐ถ๐ธ๐ฎ๐ป ๐๐น๐ธ๐ถ๐๐ฎ๐ฏ, ๐๐ฎ๐๐ ๐ฝ๐ฒ๐ฟ๐๐ฎ๐๐ ๐ธ๐ฒ ๐๐ฒ๐๐ถ๐ฎ๐ฝ ๐๐ถ๐๐๐ฎ ๐บ๐ฎ๐๐ฝ๐๐ป ๐บ๐ฎ๐ต๐ฎ๐๐ถ๐๐๐ฎ ๐๐ฒ๐น. Itu merupakan sebuah pesan bahwa hati manusia ( moral, adab, akhlak) perlu didik terlebih dahulu, baru kemudian mendidik otak manusia.
Setelah Bapak Luhut cerita dan saya habiskan pisang goreng dan teh saya, lalu saya ijin berkeliling melihat seperti apa model dan sistem pendidikan di malam hari, di setiap asrama – asrama mahasiswa IT Del, dan asrama siswa – siswi SMU Unggul Del.
Besok paginya, ketemu saat breakfast dengan Bapak Luhut, saya cerita konsep pendidikan di tanah Papua, yang ada dalam pikiran saya, setelah melihat pola dan sistem pendidikan di IT Del dan SMU Unggul Del.
Bapak Luhut tanya, siapa kira – kira pemimpin di Papua, Gubernur atau Bupati, yang bisa kita ajak kerjasama dan berkolaborasi, membangun sistem pendidikan berkualitas di Papua, dengan berbasis kepada nilai – nilai dan prinsip – prinsip kebenaran Firman Tuhan.
Agar ke depan, dari tanah Papua dan tanah Batak, lahir pemimpin – pemimpin bangsa seperti Daniel, Zadrak, Mesak dan Abednego ( kisah kitab Daniel di Alkitab ) di bangsa Indonesia.
Visi dan misi IT Del dan SMU Unggul Del, untuk memberkati Indonesia dengan melahirkan SDM unggul dan berkualitas seperti Daniel, Zadrak, Mesak, dan Abednego, adalah pola pendidikan yang perlu ditiru dan diadopsi oleh pemimpin – pemimpin di tanah Papua.
Secara khusus, untuk Gubernur Papua terpilih, diantara Mathius, D. Fakhiri ( MDF ) atau Benhur Tommi Mano ( BTM ), harus tempatkan seorang kepala dinas pendidikan yang sudah memiliki konsep pola pendidikan berkualitas dan unggul, untuk menciptakan SDM UNGGUL PAPUA, seperti Daniel, Zadrak, Mesak, Abednego, di tanah Papua.
Bubarkan badan atau dinas lain yang urus pendidikan. Cukup dinas pendidikan saja yang urus dan kelola sistem pendidikan di Provinsi Papua. Tidak perlu terlalu banyak tangan urus. Agar uang otsus bisa efektif, terkontrol dan tepat sasaran penggunaanya dalam membangun pendidikan berkualitas di tanah Papua.
Selamat mempersiapkan Natal buat kita semua.
Salam dari IT, Del, Laguboti, Danau Toba, Sumatera Utara. Dari kami, mahasiswa kabupaten Tolikara angkatan tahun 2023.
Oleh : Marinus Yaung