Categories RAGAM

UNIMUDA Pelatihan Pengelolaan Sampah Plastik Menjadi Ecobrick untuk Siswa SMP Negeri 1 Kabupaten Sorong

Makawaru da Cunha

CITRA PAPUA–AIMAS–Dalam upaya menciptakan solusi konkret terhadap permasalahan lingkungan sekaligus membangun karakter kepemimpinan di kalangan pelajar, mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong menggelar pelatihan inovatif bertajuk “Pengelolaan Sampah Plastik Menjadi Ecobrick”.

Program ini merupakan bagian dari luaran mata kuliah Proyek Kepemimpinan dan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, 6–9 Mei 2025.

Didukung penuh Komunitas Peduli Papua (KOMPIPA) Sorong, kegiatan ini bertujuan tidak hanya mengurangi limbah plastik di lingkungan sekolah, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai tanggung jawab, kreativitas, dan kepemimpinan kepada siswa melalui aksi nyata pengolahan sampah.

Peserta pelatihan pengelolaan sampah plastik menjadi ecobrick di SMP Negeri 1 Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, 6 Mei 2025.  (Foto: KOMPIPA Sorong)

Masalah Nyata, Solusi Berkelanjutan

Permasalahan sampah plastik di SMP Negeri 1 Kabupaten Sorong terungkap selama masa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) para mahasiswa PPG.

Kebiasaan membakar sampah menjadi sorotan, karena menimbulkan polusi udara dan menciptakan ketidaknyamanan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini mendorong tim mahasiswa, untuk merancang program yang tidak hanya menanggulangi sampah, tetapi juga memberdayakan siswa.

Solusi yang ditawarkan adalah pembuatan ecobrick—botol plastik bekas yang diisi padat dengan sampah non-organik, yang dapat digunakan kembali sebagai bahan bangunan alternatif. Inisiatif ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga bersifat edukatif dan aplikatif.

Fasilitator pelatihan pengelolaan sampah plastik menjadi ecobrick di SMP Negeri 1 Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, 6 Mei 2025.  (Foto: KOMPIPA Sorong)

Satu Tujuan, Banyak Pembelajaran

Kegiatan dimulai dengan sesi edukasi dan sosialisasi dari KOMPIPA Sorong yang menjelaskan klasifikasi sampah, dampak jangka panjang pencemaran plastik, serta teknik sederhana dalam pengolahan limbah rumah tangga.

Sesi ini menjadi bekal awal bagi siswa untuk memahami mengapa penting menjaga lingkungan sejak dini.

Sebanyak 30 siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kabupaten Sorong, dilibatkan langsung dalam sesi praktik membuat ecobrick. Dengan semangat tinggi, mereka mengumpulkan dan memilah sampah plastik, lalu mengisinya ke dalam botol hingga padat.

Aktivitas ini bukan hanya melatih keterampilan motorik dan kerja sama, tetapi juga menumbuhkan kesadaran ekologis serta kemampuan berpikir kritis.

Fransiska Louhena Pessy, SPd, selaku Penanggung Jawab Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) untuk kelas VII SMP Negeri 1 Kabupaten Sorong, menyebutkan kegiatan ini sangat selaras dengan tema P5 tentang gaya hidup berkelanjutan.

“Kami sangat mengapresiasi pendekatan praktis, yang diterapkan mahasiswa PPG. Ini memberi siswa pengalaman langsung yang bermakna,” ujar Fransiska.

Fasilitator pelatihan pengelolaan sampah plastik menjadi ecobrick di SMP Negeri 1 Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, 6 Mei 2025.  (Foto: KOMPIPA Sorong)

Menumbuhkan Agen Perubahan dari Sekolah

Jeane Christi Kasiuhe, SPd, selaku Ketua Pelaksana Proyek, menegaskan bahwa pelibatan siswa dalam kegiatan ini merupakan strategi penting untuk menciptakan perubahan jangka panjang.

“Kami percaya bahwa dengan menjadikan siswa sebagai agen perubahan, kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah akan menyebar tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga ke rumah dan masyarakat sekitar,” ungkap Jeane.

Dukungan dari pihak sekolah memperkuat harapan bahwa kegiatan ini tidak berhenti pada tahap pelatihan.

Ke depan, tuturnya, ecobrick hasil karya siswa direncanakan untuk digunakan dalam pembangunan furnitur sekolah, seperti kursi taman, meja belajar, atau bahkan media tanam vertikal. Beberapa di antaranya juga akan didonasikan ke komunitas lingkungan sebagai bentuk kontribusi nyata sekolah terhadap pelestarian alam.

Fasilitator pelatihan pengelolaan sampah plastik menjadi ecobrick tengah mengajar di SMP Negeri 1 Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, 6 Mei 2025.  (Foto: KOMPIPA Sorong)

Kepemimpinan yang Berdampak

Program ini menjadi bukti bahwa pendidikan kepemimpinan tidak selalu bersifat teoritis. Dengan pendekatan edukatif dan kolaboratif, mahasiswa PPG UNIMUDA Sorong menunjukkan bagaimana kepemimpinan bisa dibangun melalui aksi sosial dan kepedulian terhadap lingkungan.

Melalui proyek ini, para siswa tak hanya belajar cara mengelola sampah plastik, tetapi juga mengasah kemampuan kepemimpinan, tanggung jawab sosial, serta kepedulian terhadap bumi yang mereka tinggali. Harapannya, proyek ini akan menjadi model yang bisa direplikasi di sekolah-sekolah lain di Papua Barat Daya dan sekitarnya.

“Inilah kepemimpinan masa depan: menyelesaikan masalah nyata dengan solusi sederhana, tapi berdampak besar,” tutup Jeane. **

About The Author

More From Author

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *