Makawaru da Cunha
CITRA PAPUA.COM-MULIA-Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya Nomor Urut 02, Miren Kogoya dan Mendi Wonerengga (MIKO-MENDI), menerima kunjungan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Puncak Jaya di kediaman Miren Kogoya, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah, Sabtu (10/5/2025).
Kunjungan Forkopimda yang terdiri dari Penjabat Bupati Puncak Jaya, Sekretaris Daerah, Kapolres, serta Dandim 1714 Puncak Jaya ini bertujuan untuk membahas persiapan tahap pertama proses perdamaian atau beladoli, menyusul ketegangan politik dan sosial pasca-Pilkada Serentak 27 November 2024 lalu.
Situasi di Kabupaten Puncak Jaya memanas, setelah terjadi bentrokan antara dua kubu massa pendukung pasangan calon Yuni Wonda-Mus Kogoya dan MIKO-MENDI.
Konflik tersebut menyebabkan korban jiwa dan kerugian material yang cukup signifikan.
Dalam pertemuan tersebut, Forkopimda dan pasangan MIKO-MENDI membahas langkah-langkah awal perdamaian, yang akan ditempuh bersama, termasuk pemberian bantuan logistik dan teknis untuk mendukung pelaksanaan tahap pertama beladoli.
Pertemuan ini juga menjadi bagian dari komitmen bersama, untuk memulihkan stabilitas keamanan dan menjamin keadilan bagi seluruh pihak yang terdampak.
“Pertemuan ini menjadi titik awal, yang penting untuk menumbuhkan kembali kepercayaan dan membangun Puncak Jaya yang damai,” ujar Penjabat Bupati Puncak Jaya, Yopi Murib dalam keterangan usai pertemuan.
Sementara itu, sehari sebelumnya, Jumat (9/5/2025), MIKO-MENDI juga telah menemui dan berdialog langsung dengan ribuan pendukungnya dari wilayah 01 Kota Lama dan sekitarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Miren mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan bersama-sama menjaga situasi kondusif demi kepentingan bersama.
“Perdamaian tidak bisa dibangun sendiri, tapi melalui kerja sama dan hati yang terbuka dari semua pihak,” kata Miren.
Proses beladoli tahap pertama ini dijadwalkan akan terus dikawal oleh Forkopimda bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, dan semua elemen lokal, guna memastikan penyelesaian konflik dilakukan secara inklusif dan berkelanjutan. **